MASOHI – Kabupaten Maluku Tengah masuk urutan kedua daerah rawan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Provinsi Maluku, setelah Kota Ambon.

Tercatat penderita di Maluku selama Januari hingga Mei tahun 2023 terdapat kasus baru HIV dan AIDS sebanyak 145 kasus. Jumlah kasus baru HIV/AIDS mencapai 145 kasus, sehingga secara kumulatif jumlah kasus HIV mencapai 2.284 kasus, sedangkan AIDS tercatat sekitar 992 kasus, yang didominasi oleh kelompok laki-laki.

Menurut Zahlul Iksan, Kepala Dinas Kesehatan Maluku Tengah, tren kasus HIV dan AIDS di kabupaten ini cendrung meningkat. Hingga saat ini tercatat 40 warga terkena virus HIV dan 3 orang terkena AIDS.

Iksan mengatakan bahwa, pihaknya akan memaksimalkan pelayanan kepada sejumlah penderita kasus HIV dan AIDS Kabupaten Maluku Tengah.

“Sejauh ini menurut data kesehatan provinsi Maluku, Kabupaten Maluku Tengah merupakan salah satu daerah dengan tingkat kasus HIV tertinggi di Maluku, setelah Kota Ambon,” ungkap Iksan kepada media ini diĀ  Masohi, kemarin.

Menurutnya, dari data yang berhasil dihimpun Dinkes Malteng bahwa sejak Januari sampai Juni 2023 kasus HIV meningkat signifikan tercatat sudah 40 penderita HIV dan AIDS 3 penderita. Sedangkan di tahun sebelumnya yakni 2022 tercatat bahwa terdapat 42 kasus HIV/AIDS.

“Jadi totalnya ada 101 kasus HIV/AIDS yang terjadi di kabupaten yang bertajuk Pamahanu Nusa itu. Pada tahun ini meningkat cukup signifikan,” ungkap Iksan.

Iksan menjelaskan, sekarang ini menyangkut kasus HIV orang yang mengalami gejala TBC atau penyakit yang serupa maka wajib dikonfirmasi dengan gejala HIV. Berdasarkan gejala yang dialami oleh penderita TBC hampir serupa dengan HIV.

“Gejala awalnya adalah TBC, tapi selama ini kita tidak boleh memaknainya secara terbalik bahwa HIV itu semua orang yang terkena TBC,” jelasnya.

Menurut Iksan, peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS dipengaruhi oleh hubungan intim yang tidak terkontrol atau sesama jenis, tidak pakai alat pengaman seperti kondom, dan lokasi Malteng yang berdekatan langsung dengan kota Ambon.

“Jadi masalahnya adalah wilayah Kota Ambon itu berbatasan langsung dengan Malteng, dimana warga yang di Maluku Tengah itu berdomisili di Kota Ambon,” ujarnya.

Kata dia, dalam memaksimalkan pelayanan kepada penderita HIV maupun AIDS, ada 10 tempat atau fasilitas kesehatan yang dapat ditunjukkan untuk pengobatan penyakit yang dimaksud.

“Ada 10 layanan kesehatan yakni RSUD Masohi, RSUD Dr. H. Ishak Umarella, Puskesmas Amahai, Puskesmas Booi Paperu, Puskesmas Masohi, Puskesmas Hitu, Puskesmas Layeni, Rsud Banda, Puskesmas Pelauw, Puskesmas Pasanea,” rincinya.

Pasalnya, kata Iksan, untuk proses penularan penyakit HIV/AIDS di Malteng ada berapa kelompok yang rentang terkena yaitu pertama LGBT dan tenaga kesehatan.

“Itu merupakan kelompok-kelompok yang beresiko terinfeksi penyakit tersebut, malah kebanyakan petugas kesehatan yang terkena karena sering berhadapan langsung,” tuturnya sembarib erharap agar sejumlah penderita HIV dan AIDS di Malteng jangan malu mengunjungi pusat pelayanan penyakit beresiko tersebut, agar dapat di layani dengan sebaik-baiknya.

Sumber : AmbonTerkini.ID